Beberapa hari kebelakang, kita semua dikejutkan oleh berita tentang anak usia 14 tahun yang membunuh ayah dan neneknya, serta melukai ibunya. Pernahkah kita berpikir, bagaimana seseorang yang baru berusia 14 tahun bisa melakukan tindakan yang begitu mengerikan? Kasus ini bukan hanya tentang kekerasan, tetapi juga cermin dari berbagai masalah yang mungkin terabaikan di sekitar kita. Kita hidup di tengah tekanan, harapan, dan hubungan yang kadang-kadang tidak berjalan mulus. Jadi, sebelum kita menghakimi atau menyalahkan, mari kita coba melihat masalah ini dengan hati terbuka. Apa yang sebenarnya terjadi? Dan lebih penting lagi, apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah hal serupa terjadi lagi?
Kasus ini terjadi di Jakarta Selatan, di mana seorang remaja berinisial MAS membunuh ayah dan neneknya serta melukai ibunya. Kita belum tahu pasti apa yang menjadi pemicu utamanya, tapi ada dugaan bahwa tekanan akademik dan masalah dalam hubungan keluarga menjadi faktor besar. Kalau dipikir-pikir, apa ya yang membuat seorang anak bisa sampai bertindak sejauh itu?
Tekanan Akademik dan Harapan yang Berat

Kita mungkin juga pernah merasakan bagaimana rasanya ditekan untuk selalu berhasil di sekolah. Nah, dalam kasus ini, diketahui bahwa nilai-nilai akademik MAS menurun sejak masuk SMA. Bayangkan, dia sudah masuk SMA di usia yang sangat muda, yang artinya dia menghadapi tantangan akademik dan sosial jauh sebelum usianya matang untuk itu.
Kalau kita atau seseorang yang kita kenal merasa tertekan karena sekolah, penting banget untuk berbicara dengan orang tua atau guru. Misalnya, kita bisa bilang, “Aku merasa kesulitan dengan pelajaran ini. Bisakah kita cari cara untuk mengatasinya bersama?” Membicarakan masalah seperti ini lebih awal bisa mencegah tekanan menumpuk dan meledak.
Pentingnya Kasih Sayang dan Dukungan Keluarga
Dari sudut pandang psikologi, remaja itu ada di fase di mana mereka masih mencari identitas dan membutuhkan bimbingan serta dukungan emosional. Kalau hubungan dalam keluarga renggang atau komunikasi tidak berjalan lancar, anak bisa merasa terasing atau bahkan tidak dicintai. Rasa ini bisa berubah menjadi frustrasi, yang kalau tidak diatasi, bisa memicu tindakan yang tidak terduga.
Cobalah untuk menciptakan kebiasaan sederhana dalam keluarga, seperti makan malam bersama tanpa gangguan gadget. Kita bisa mulai percakapan dengan pertanyaan ringan seperti, “Gimana harimu?” atau “Ada hal seru yang ingin diceritakan?” Hal sederhana ini bisa membuka ruang untuk saling mendukung dan mendengar.
Mengenali Tanda-Tanda Bahaya dalam Psikologis Anak
Ada kalanya anak menunjukkan tanda-tanda stres atau tekanan, tapi kita sebagai orang dewasa tidak menyadarinya. Perubahan seperti menjadi pendiam, sering marah tanpa alasan, atau bahkan prestasi yang tiba-tiba menurun bisa jadi tanda bahwa mereka sedang butuh bantuan.
Jika kita seorang teman, kakak, atau orang tua, cobalah ajak mereka bicara dengan lembut. Misalnya, “Aku lihat akhir-akhir ini kamu lebih sering menyendiri. Ada sesuatu yang mau diceritakan?” Jangan langsung memaksa atau menghakimi, karena itu bisa membuat mereka semakin menutup diri.
Pentingnya Bantuan Profesional
Kadang, masalah dalam keluarga atau tekanan yang dirasakan anak terlalu rumit untuk diselesaikan sendiri. Dalam kasus seperti ini, bantuan profesional seperti psikolog bisa sangat membantu. Mereka adalah orang-orang yang terlatih untuk membantu anak memahami perasaan mereka dan menemukan solusi yang lebih sehat.
Kalau kita merasa butuh bantuan, jangan takut untuk mengatakannya. Kita bisa bilang, “Aku merasa ada yang salah dengan cara aku menghadapi masalah. Bisakah kita mencari psikolog untuk membantuku?” Ini bukan tanda kelemahan, melainkan tanda bahwa kita peduli pada kesehatan mental kita.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Kasus ini mengajarkan kita bahwa masalah keluarga dan tekanan mental itu nyata dan tidak boleh dianggap sepele. Kita semua, baik sebagai teman, keluarga, atau masyarakat, punya peran untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat secara emosional.
Bayangkan jika kita semua lebih sering menunjukkan empati dan kasih sayang kepada orang-orang di sekitar kita. Mungkin, tragedi seperti ini bisa dicegah. Jadi, setelah membaca ini, apa yang bisa kita lakukan untuk membuat dunia di sekitar kita jadi tempat yang lebih hangat dan aman? Mari kita mulai dari langkah kecil, seperti mendengarkan dengan penuh perhatian atau memberikan dukungan saat seseorang membutuhkannya.
Kita ngga sendirian dalam menghadapi tantangan ini. Jika kita bersedia untuk saling mendukung dan membuka hati, selalu ada peluang untuk mencegah tragedi dan menciptakan masa depan yang lebih baik. Tindakan kecil kita hari ini bisa membawa perubahan besar di kemudian hari.