Pesimisme. Ciri-ciri dan Cara Menanganinya

Hai teman Penelusur! Apa kabar? Apakah kamu termasuk orang yang sering berpikir negatif dan selalu memandang sisi buruk dari segala situasi bahkan saat keadaan berlangsung baik? Jika iya, artinya mungkin kamu termasuk kedalam golongan orang yang pesimis. Pesimisme adalah sikap atau pandangan yang cenderung melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang negatif. Nah, kali ini kita akan mengulas lebih dalam mengenai apa itu pesimisme, mengapa kita bisa bersikap pesimis, apa saja ciri-cirinya, apa bedanya dengan optimisme, dan yang paling penting, bagaimana cara mengatasi pesimisme agar kita bisa hidup lebih bahagia dan produktif.

Pesimisme bukanlah penyakit mental, melainkan sebuah sifat kepribadian di mana seseorang memiliki pandangan hidup yang lebih negatif—atau bisa dibilang, realistis. Seorang pesimis biasanya mengharapkan hasil yang tidak menguntungkan dan curiga saat segalanya tampak berjalan baik.Banyak orang yang menghindari sifat pesimis ini. Ini terkait dengan sikap negatif, depresi, dan gangguan suasana hati lainnya. Meskipun begitu, sebenarnya sedikit pikiran negatif yang sehat tidak selalu berarti buruk. 

Mengapa Kita Bisa Bersikap Pesimis?

Ada berbagai alasan mengapa seseorang bisa bersikap pesimis. Salah satunya adalah pengalaman masa lalu yang menyakitkan atau kegagalan yang pernah dialami. Ketika seseorang mengalami kegagalan atau rasa sakit, itu bisa meninggalkan bekas yang dalam di pikiran dan perasaannya. Sehingga, ketika dihadapkan pada situasi yang mirip di masa depan, mereka cenderung memproyeksikan pengalaman buruk tersebut ke dalam situasi baru.

Selain itu, faktor lingkungan juga bisa mempengaruhi sikap pesimis seseorang. Misalnya, jika seseorang tumbuh di lingkungan yang penuh dengan orang-orang yang pesimis atau negatif, mereka mungkin terpengaruh dan menjadi pesimis juga.

Ciri-ciri Pesimisme.

  • Merasa Terkejut Saat Segala Sesuatu Berjalan dengan Baik

Orang yang cenderung pesimis mungkin memiliki ekspektasi yang rendah terhadap hasil suatu situasi. Mereka bisa merasa terkejut atau bahkan tidak percaya ketika hal-hal berjalan dengan baik, karena mereka secara alami cenderung mengharapkan yang terburuk.

Contoh: Seseorang yang pesimis mungkin merasa terkejut ketika mereka diberi pujian atau mendapat kesempatan yang baik dalam pekerjaan mereka, karena mereka biasanya tidak mengharapkan hal-hal positif seperti itu.

  • Enggan Mengejar Impian Karena Takut Gagal.

Pesimis cenderung memiliki pandangan yang rendah terhadap diri sendiri dan kemampuan mereka untuk mencapai tujuan. Mereka mungkin merasa tidak yakin atau takut untuk mengejar impian mereka karena mereka yakin bahwa kemungkinan gagal lebih besar daripada kesuksesan.

Contoh: Seseorang yang pesimis mungkin memiliki impian untuk memulai bisnis mereka sendiri, tetapi mereka enggan melakukannya karena mereka yakin bahwa mereka akan gagal dan kehilangan segalanya.

  • Fokus pada Kemungkinan Hal-Hal Akan Berjalan Salah.

Orang yang pesimis cenderung melihat sisi negatif dari segala sesuatu dan cenderung fokus pada apa yang bisa salah dalam suatu situasi daripada apa yang bisa berjalan dengan baik.

Contoh: Seorang yang pesimis mungkin merenungkan semua kemungkinan skenario buruk yang bisa terjadi ketika mereka akan menghadapi presentasi di depan publik, daripada fokus pada persiapan dan potensi kesuksesan presentasi mereka.

  • Melihat Risiko Lebih Besar daripada Manfaatnya.

Pesimis cenderung melihat risiko dalam segala sesuatu dan cenderung melebih-lebihkan potensi konsekuensi negatif dari tindakan atau keputusan.

Contoh: Seseorang yang pesimis mungkin ragu untuk melakukan perjalanan solo karena mereka lebih fokus pada potensi bahaya dan risiko yang terkait dengan perjalanan tersebut daripada pada pengalaman positif yang bisa mereka dapatkan.

  • Meragukan Kemampuan Sendiri dan Meremehkan Diri Sendiri.

Orang yang pesimis cenderung memiliki rendahnya keyakinan diri dan meragukan kemampuan mereka sendiri untuk mengatasi tantangan atau mencapai tujuan.

Contoh: Seseorang yang pesimis mungkin merasa tidak cukup pintar atau berbakat untuk mencoba hal baru atau mengejar ambisi mereka karena mereka merasa tidak mampu untuk berhasil.

words, doubtful pessimistic, pessimist
  • Memperhatikan Kekurangan Daripada Kelebihan.

Pesimis cenderung lebih memperhatikan kelemahan atau kekurangan mereka daripada mengakui atau membanggakan kelebihan atau prestasi mereka.

Contoh: Seseorang yang pesimis mungkin terus-menerus membandingkan diri mereka dengan orang lain dan merasa tidak mencukupi karena mereka fokus pada hal-hal yang kurang dalam diri mereka sendiri.

  • Kesulitan Menerima Pujian atau Kesuksesan.

Orang yang pesimis mungkin merasa tidak nyaman atau tidak percaya saat menerima pujian atau meraih kesuksesan karena mereka tidak yakin bahwa mereka pantas mendapatkannya.

Contoh: Seseorang yang pesimis mungkin menolak pujian yang diberikan kepada mereka dengan berpikir bahwa pujian tersebut tidak berlaku atau bahwa mereka tidak sebaik yang dikatakan orang lain.

  • Merasa Tidak Nyaman dengan Orang yang Optimis.

Pesimis cenderung merasa tidak nyaman atau bahkan kesal dengan orang-orang yang memiliki pandangan hidup yang optimis dan ceria karena pandangan tersebut bertentangan dengan cara mereka melihat dunia.

Contoh: Seseorang yang pesimis mungkin menghindari atau mengkritik orang-orang yang selalu berpikiran positif karena mereka merasa bahwa pandangan mereka tidak realistis atau tidak relevan dengan pengalaman hidup mereka.

  • Menganggap Bahwa Semua Hal Baik akan Berakhir.

Orang yang pesimis cenderung percaya bahwa segala sesuatu yang baik dalam hidup mereka akan berakhir atau berubah menjadi sesuatu yang buruk pada akhirnya.

2 12

Contoh: Seseorang yang pesimis mungkin merasa takut atau cemas tentang masa depan mereka karena mereka yakin bahwa semua hal baik yang mereka alami saat ini akan berakhir atau berubah menjadi sesuatu yang negatif.

  • Merasa Lebih Nyaman dengan Keadaan daripada Mengubahnya. 

Pesimis cenderung merasa tidak nyaman atau takut dengan perubahan dan lebih memilih untuk tetap dalam situasi atau kondisi yang sudah dikenal daripada mencoba untuk mengubahnya.

Contoh: Seseorang yang pesimis mungkin tetap berada dalam pekerjaan atau hubungan yang tidak memuaskan atau tidak sehat karena mereka merasa bahwa perubahan akan membawa lebih banyak risiko atau ketidakpastian.

Perbedaan antara Pesimisme dan Optimisme

Pesimisme dan optimisme adalah dua sikap mental yang berlawanan. Sementara pesimisme cenderung melihat segala sesuatu dari sisi buruknya, optimisme melihat segala sesuatu dari sisi terangnya. Orang optimis cenderung percaya bahwa hal-hal akan berjalan dengan baik dan bahwa masa depan penuh dengan harapan dan kesempatan. Sebagai contoh, orang yang pesimis cenderung melihat masa depan dengan sikap yang negatif. Mereka merasa bahwa hal-hal tidak akan berjalan baik dan bahwa kegagalan lebih mungkin terjadi daripada kesuksesan. Mereka cenderung merasa putus asa atau tidak berdaya dalam menghadapi tantangan yang mungkin ada di masa depan. Di sisi lain, orang yang optimis melihat masa depan dengan harapan dan keyakinan bahwa hal-hal akan berjalan dengan baik. Mereka percaya bahwa kesuksesan adalah hal yang mungkin terjadi dan bahwa ada peluang untuk pertumbuhan dan perkembangan di masa mendatang.

Bagaimana Cara Mengendalikan Pesimisme?

1. Sadar akan Pola Pikir

Langkah pertama dalam mengatasi pesimisme adalah menyadari pola pikir negatif yang mungkin kamu miliki. Perhatikan ketika kamu mulai berpikir negatif tentang suatu situasi atau diri sendiri. Kesadaran ini penting karena itu adalah langkah pertama untuk mengubah pola pikir yang tidak sehat.

2. Latihan Pemikiran Positif

Setelah kamu menyadari pola pikir negatifmu, latihan pemikiran positif adalah kunci untuk mengubahnya. Cobalah untuk mengganti pikiran negatif dengan pikiran positif. Misalnya, jika kamu merasa putus asa tentang sesuatu, coba cari aspek positifnya atau bayangkan hasil yang lebih baik.

3. Berlatih Bersyukur

Menghargai hal-hal kecil dalam hidup dapat membantu menggeser fokus dari hal-hal negatif menjadi hal-hal positif. Setiap hari, luangkan waktu untuk memikirkan beberapa hal yang kamu syukuri, sekecil apa pun itu.

4. Membuat Tujuan yang Realistis

Mengatur tujuan yang terukur dan realistis dapat membantu merangsang motivasi dan mengurangi perasaan pesimisme. Ketika kamu memiliki tujuan yang jelas, kamu memiliki sesuatu untuk dikerjakan dan sesuatu untuk dituju, yang dapat memberikan rasa makna dan tujuan dalam hidup.

5. Mencari Dukungan Sosial

Berbicara dengan teman atau anggota keluarga yang positif dapat memberikan perspektif yang berbeda dan dukungan emosional. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekatmu ketika kamu merasa pesimis atau down.

6. Mengelola Stres dengan Baik

Stres dapat memperburuk perasaan pesimisme. Temukan cara untuk mengelola stres secara efektif, seperti melalui olahraga, meditasi, atau hobi yang menyenangkan. Memperhatikan kesehatan fisik dan emosionalmu dapat membantu mengurangi perasaan pesimisme.

7. Berfokus pada Solusi

Daripada terjebak dalam masalah, fokuslah pada mencari solusi yang mungkin ada. Ketika menghadapi tantangan, tanyakan pada dirimu sendiri apa yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi situasi tersebut, bukan hanya memikirkan segala hal yang buruk.

8. Bersikap Lembut pada Diri Sendiri

Terakhir, ingatlah untuk bersikap lembut pada dirimu sendiri. Setiap orang memiliki kegagalan dan kesulitan, dan penting untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri ketika menghadapi tantangan. Beri dirimu penghargaan atas usaha yang telah kamu lakukan untuk mengatasi pesimisme.

Semua orang pernah merasakan pesimisme dalam hidup mereka, dan itu adalah bagian alami dari pengalaman manusia. Namun, menjadi terlalu pesimis bisa menghambat pertumbuhan pribadi, kebahagiaan, dan pencapaian tujuan. Dalam mengeksplorasi pesimisme, kita menyadari bahwa faktor-faktor seperti pengalaman masa lalu, lingkungan, dan pola pikir negatif dapat mempengaruhi cara kita melihat dunia.

3 9

Pesimisme bisa menghambat perkembangan dan kebahagiaan seseorang. Namun, melalui pemahaman dan kesadaran terhadap pola pikir, latihan pemikiran positif, dan mencari dukungan sosial, kita dapat mengatasi pesimisme.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top